Salah rehashbar satu cerita inspiratif datang dari petani kopi di Toraja, Sulawesi Selatan. Berkat kemitraan dengan sebuah startup agritech, kelompok tani di daerah ini berhasil mengekspor kopi arabika organik ke Jepang dan Korea Selatan. Melalui aplikasi digital, mereka belajar bagaimana memproses biji kopi dengan standar kualitas tinggi, mendapatkan informasi harga pasar internasional, hingga mengatur pengiriman produk ke luar negeri. Hasilnya? Pendapatan petani meningkat, dan kualitas hidup mereka pun ikut terangkat.
Tantangan yang Masih Menghantui
Meski pertumbuhan agritech sangat menjanjikan, ada beberapa tantangan yang masih perlu diatasi. Keterbatasan infrastruktur digital di daerah pelosok, rendahnya literasi teknologi di kalangan petani tua, hingga ketergantungan pada bantuan eksternal menjadi hambatan yang harus ditangani bersama.
Namun demikian, arah perubahan sudah mulai terlihat. Kesadaran petani akan pentingnya adaptasi teknologi kian meningkat, terutama di kalangan generasi muda desa yang lebih melek digital.